3 Kesalahan Berinvestasi Yang Sering Dilakukan Investor Saham Pemula

Jumlah investor pasar modal Indonesia terus meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat berinvestasi yang didukung oleh perkembangan teknologi digital. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyebutkan, hingga bulan Agustus 2022 jumlah investor pasar modal menembus angka 9,54 juta investor. Jumlah itu melesat 27,38% dibandingkan Desember 2021 lalu sebanyak 7,48 juta investor. Hal ini tentunya berdampak positif terhadap pasar modal Indonesia yang akan menjadi lebih independen terhadap aktivitas investor asing maupun terhadap masyarakat sendiri yang semakin melek finansial.

Sebagai investor pemula, tentu kita rentan melakukan kesalahan-kesalahan dalam berinvestasi. Berikut adalah 3 kesalahan berinvestasi yang sering dilakukan para investor pemula. 

Berinvestasi sebelum siap

Setiap kegiatan investasi yang kita lakukan hampir dipastikan memiliki resiko kehilangan sebagian atau bahkan keseluruhan modal investasi kita. Untuk produk investasi beresiko tinggi, seperti saham misalnya, ada resiko jika harga saham perusahaan yang kita beli menjadi 0. Maka dari itu, sebelum memulai berinvestasi ada baiknya kita sudah melakukan 2 hal ini:

  • Melunasi hutang dengan bunga tinggi
    Jika kita memiliki hutang dengan bunga tinggi, misalnya bunga kartu kredit sekitar 20%, maka uang yang kita pilih untuk membeli saham daripada melunasi hutang tersebut wajib mengalahkan bunga 20% tersebut. Di sisi lain, kita mengetahui bahwa profit dari saham sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang membuat profit 20% itu tidaklah pasti. Maka dari itu, sangatlah bijak jika kita melunasi hutang-hutang dengan bunga tinggi terlebih dahulu sebelum berinvestasi.
  • Memiliki dana darurat (emergency fund)
    Setiap investor juga wajib memiliki dana darurat sebesar 6x sampai 12x pengeluaran bulanan sebelum berinvestasi di pasar saham. Tanpa dana darurat, keperluan mendadak seperti biaya rumah sakit, dll, akan memaksa kita untuk menjual saham terlalu dini ketika pasar saham sedang tidak baik. 

Membeli dengan mengikuti anjuran orang lain

Membeli sebuah saham hanya karena saham itu dinilai berpotensi bagus oleh kerabat, teman atau selebgram terkenal, merupakan ide yang buruk. Alasan pertama adalah tujuan berinvestasi dan risk profile setiap orang berbeda-beda, bayangkan jika orang yang anda ikuti sarannya itu memiliki risk profile yang agresif sedangkan anda adalah investor konservatif, tentunya pergerakan harga saham yang ekstrim akan memusingkan anda. Alasan kedua adalah anda tidak akan memiliki keyakinan yang sama dengan orang tersebut. Jika seandainya harga saham tersebut jatuh setelah kita membelinya, kita tidak akan mempunyai keyakinan yang kuat untuk tidak menjualnya. Tidak ada salahnya mengikuti anjuran orang lain jika kita telah melakukan penelitian kita sendiri terlebih dahulu. Dengan demikian, kita akan mengetahui lebih mendalam apakah saham itu cocok untuk dimasukkan ke dalam portofolio kita atau tidak.

Tidak memiliki strategi investasi/trading yang jelas

Strategi investasi/trading mulai dari kriteria saham yang kita beli, brp harga entry price yang kita incar, seberapa banyak lembar saham yang akan kita beli, hingga kriteria untuk menjual kembalo saham tersebut. Rincian strategi ini sangatlah penting untuk ditentukan dan dijadikan pedoman setiap investor dan trader saham agar diri mereka tidak terombang-ambing oleh ketakutan dan keserakahan yang pasti muncul di diri para pelaku pasar saham.


Comments

Popular Posts